Izz@tuN-NiS@

Oww…Semua manusia hidup senantiasa…
ada diantara… pilihan-pilihan..
yang menuntun dia untuk
menimbang..
mengingat dan
memutuskan…(he3 lagi buat undang2 kale)

Terasaaa…
buangeed..
menguras energi…
tuk berfikir sebijak mungkin..
membuat kompromi2 diantara beberapa pilihan…

adakalanya tak semua pilihan2 didapatkan…
adakalanya juga pilihan itu jauh dari yang kita harapkan dan kita inginkan..
bahkan akhirnya kita anggap pilihan itu luput sama sekali…ow…ow..ow.. (hiks 3)

Lalu ?
langkah apa selanjutnya?
wah tak mudah saya jawab
karena saya bukan tempat bertanya!

tentunya mesti kita serahkan pada ahliNya!
Kenalkah kita padaNya?
tentu sudah lamaaaa kita menikmati kebaikan2Nya pada dirimu selama ini
melebihi dari apa yang kita mau jadikan pilihan-pilihan itu

Apalah artinya kau memilih bila itu bukan di atas pilihan dan kehendakNya
apakah kita akan semakin menjauuuh dari apa2 yang telah dipilihkanNya untukmu..

Pasti kamu bingung, khan?
Maka mintalah yang terbaik untukmu,agamamu, kehidupan dunia dan akheratmu

So…pandai2lah mengartikan kebaikan2Nya…
apapun itu hasilnya kau tak akan kecewa
meski berurai air mata…

karena kenikmatan di dunia itu Dia ibaratkan
tetesan setitik jari yang kau angkat dari samudra
maka sisanya itulah
insyaAllah yang menantimu..
dan akhirnya…
kau akan tersenyum kembali dan ceriaaa ^_^

(By Sasa Esa Agustiana) (Q.S. 2:216)

Tanggal 22 Desember 2009 nanti adalah hari Ibu, mumpung ingat, saya ucapin Selamat Hari Ibu untuk semua para ibu dan calon ibu, spesial buat ibuku tercinta. Semoga apa yang telah kau beri padaku akan dibalas oleh-Nya. I love and miss u so much. Kapan ya kita ketemu lagi….

bunda…
seandainya kau ada disini
takkan ada tetes bening mengalir dari kelopak mataku
tangan lembutmu pasti kan selalu ada tuk mengusapnya

bunda…
seandainya kau ada disini
takkan ada gundah membayangi hariku
ketenangan kan tersalur lewat genggaman jemarimu

bunda…
seandainya kau ada disini
takkan ada kebekuan didalam hati
dekapan hangatmu kan selalu menemani

bunda…
seandainya Dia mengijinkan aku meminta
kan kupinta kesempatan tuk dapat mencium takzim punggung tanganmu lagi

bunda…
seandainya aku dikembalikan ke alam tinggi dan boleh memilih siapa bundaku
takkan ragu kupilih rahimmu sebagai alam kecilku

bunda…
seandainya Dia masih mengijinkan aku menghirup udara esok hari
kuingin tatap wajahmu di bayangan mentari

bunda…
seandainya malam ini mataku tertutup dan tak pernah terbuka lagi
maafkanlah segala dosaku
maafkan atas airmata yang mengalir karena ketidakpatuhanku
maafkan atas gundah karena mengkhawatirkanku
maafkan atas kata2ku yang pernah menggores luka di laci hatimu

bunda…
kutemukan kedamaian samudera dimata teduhmu
kutemukan kekuatan karang di balik do’amu
kutemukan kesejukan mataair di lembut senyummu
kutemukan kehangatan mentari dikala dhuha di hangat dekapanmu
kutemukan keikhlasan mentari di lautan kasih sayangmu

bunda…
seandainya takdirNya tak lagi mempersuakan raga
biarlah jiwa dan do’a kita bersatu di atas sana
biarlah Dia mengikatnya dengan tali cinta dan menyulamnya menjadi sutra kasih

bunda…
suatu saat nanti
bila syurgaku berpindah dari telapak kakimu
iringi aku selalu dengan do’a restumu
karena bagiku do’amu adalah hadiah terindah dalam hidupku

(oleh Nur Akmaliyah, untuk milis kafemuslimah.com)

Persahabatan itu Sederhana
Ketulusan-lah yang membuatnya istimewa

Ya… persahabatan emang sederhana, ga susah danĀ  ga ribet. Klo kita dan sahabat kita saling mengerti, menghargai dan tentunya saling mencintai karena Allah. Saling menasehat dan mengingatkan dalam kebaikan.

Tak harus selalu ingin diberi dan diperhatikan tapi memberi dan memperhatikan sahabat jauh lebih baik.

Persahabatan juga butuh ungkapan, ungkapan verbal kepada sahabat kita. Bahwa kita mencintainya. Bukankah Rasulullah mengajarkan sahabatnya untuk mengatakan cinta kepada Sahabat secara verbal (ucapan)

So, say “I love you coz Allah” for your sister/ brother

Allah adalah cahaya langit dan bumi.
Perumpamaan cahayaNya adalah ibarat misykat.
Dalam misykat itu ada pelita.
Pelita itu dalam kaca.
Kaca itu laksana bintang berkilau.
Dinyalakan dengan minyak pohon yang diberkati.
Pohon zaitun yang bukan di timur atau di barat.
Yang minyaknya hampir-hampir menyala dengan sendirinya,
Walaupun tiada api menyentuhnya.
Cahaya di atas cahaya!
Allah menuntun kepada cahayaNya,
Siapa saja yang ia kehendaki.
Dan Allah membuat perumpamaan bagi manusia.
Sungguh Allah mengetahui segala.

(Q.S. An-Nur : 35)

Ya Robb, berikan aku cahayaMu
Walau hanya seberkas saja
Memancar dilubuk hatiku
Menerangi setiap langkahku
Agar aku dapat merasakan
Indahnya CintaMu yang Hakiki

Terangi tatapan hatiku
Agar ku tak tertipu
Akan indahnya dunia
Yang membuatku
bagai menari di atas awan
Dan ketika ku tersadar
Aku mungkin tlah terjatuh

Ya Robbi, tuntun cahayaMu
Mendekatiku, menerangiku,
Menghantarkku kepada kebenaran
Menjauhkanku dari kebathilan

Tag:

Allah Swt akan senantiasa menguji kita pada titik terlemah kita. Sampai kita berhasil memperbaiki kelemahan itu.

Diantara kita mungkin pernah mengalami suatu pemasalahan yang sama dalam waktu yang berbeda. Dan tak jarang diantara kita berkata, “Kok saya selalu dihadapkan oleh masalah yang sama sich, masalah ini terus, ga da beres-beresnya. Kapan saya bisa melewatinya….”

Selalu dihadapkan oleh masalah krisis ekonomi, hubungan dengan lawan jenis, sekolah/ kuliah yang tidak beres, hubungan dengan keluarga, dan masalah-masalah lainnya. Sepertinya tidak bijak kalau kita menyebut “masalah”, kita ganti dengan istilah cobaan/ujian karena pada hakikatnya itu datang dari Allah Swt, dan supaya pikiran kita tidak menangkap energi negatif dengan kata “masalah”. Nah itulah hidup, kita akan selalu dihadapkan pada ujian satu dan beralih pada ujian baru ketika satu ujian telah kita selesaikan dengan cara kita.

Seperti seorang murid yang mendapatkan ujian dari gurunya terhadap matapelajaran yang telah dia ajarkan. Murid tersebut akan lulus jika jawabannya benar dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh gurunya. Dan sebaliknya, jika tidak lulus, gurunya akan memberikan ujian perbaikan “her” agar bisa lulus dan naik kelas. Matapelajaran yang diujikan sama tapi mungkin soal-soalnya saja yang sedikit ada perbedaan.

Nah seperti itulah analogi ujian kehidupan yang diberikan Allah kepada kita. Allah Swt akan memberikan ujian yang sama kepada kita sampai kita benar-benar dianggap lulus oleh Allah Swt dan layak dinaikkan derajatnya. Kalau kita mau renungkan, itu adalah bentuk kasih sayang Allah Swt kepada kita. Seperti seorang guru yang sayang pada muridnya, ia bersedia memberikan kesempatan kedua agar muridnya lulus, tidak membiarkannya tertinggal. Tentunya kasih sayang Allah Swt jauh lebih besar terhadap hamba-Nya. Dia ingin, saat kita mendapat ujian yang lebih berat/besar lagi kita sudah siap dan akan melaluinya dengan baik pula. Dan tentunya kita tidak meninggalkan ujian yang nilainya buruk dihadapan Allah Swt.

Baca entri selengkapnya »

Kategori

RSS My New Blog – Fatmawiyah.web.id

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

Arsip

Keep Fighting & Do The Best For your Life

Cahaya Hari Ibu Persahabatan Puisi Renungan

Blog Stats

  • 92.094 hits